Ketika manusia menggunakan usianya untuk menegakkan kebenaran dan nilai-nilai ilahiah, ia akan menjadi abadi dalam sejarah. Jalan dan cara yang ditempuhnya akan menjadi ilham buat generasi berikutnya. Oleh karena itulah, kita menyaksikan hari ini nama Zainab dan kehidupannya amat meninggalkan pengaruh dalam kehidupan manusia.Karin, seorang perempuan Jerman telah memilih nama Zainab setelah dia memeluk agama Islam. Ketika ditanya mengenai motifnya dalam memilih nama tersebut, ia berkata, "Kisah kehidupan Rasulullah SAWW dan Ahlul Bait senantiasa menarik perhatian saya. Khususnya, dalam riwayat kebangkitan Imam Husein a.s., ketokohan Zainab benar-benar memiliki keistimewaan khusus.
Pengorbanan perempuan suci ini dalam menanggung duka kesedihan akibat kematian saudaranya dan juga orang-orang yang disayanginya sangatlah layak dipuji dan diteladani. Meskipun menderita duka lara yang amat dalam, beliau tetap teguh menyampaikan risalah kebangkitan Imam Husein a.s. Kehidupan Zainab memberikan pelajaran dan keteladanan untuk saya. Setiap kali saya berhadapan dengan masalah, saya segera teringat kepadanya. Nama Zainab memberi ketenangan yang khusus bagi saya ketika saya berada di puncak kesulitan. Itulah sebabnya saya memilih nama Zainab untuk diri saya."Zainab dibesarkan oleh ayahnya yang pemberani Imam Ali a.s. dan ibunya yang suci, Fatimah Az-Zahra. Para sejarawan mengatakan Zainab mewarisi keberanian, kepahlawanan, dan kefasihan dalam berbicara dari ayahnya Imam Ali a.s. serta kebaikan, kelembutan, dan pengorbanan dari ibunya Fatimah Az-Zahra. Zainab sejak kecil senang belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Kecintaannya kepada ilmu inilah yang menyebabkan dia mempunyai pandangan yang mendalam dalam ilmu dan makrifat Islam.
Perempuan agung ini juga aktif dalam mendidik agama kaum muslimah di zamannya. Banyak kaum muslimah pada era itu yang berhasil mencapai tahap tinggi spiritual setelah belajar dari Sayyidah Zainab. Kehidupan Zainab dibaktikannya untuk menyebarkan ajaran dan makrifat tauhid dan untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Dengan keikutsertaannya dalam kisah kepahlawanan terbesar dalam sejarah umat manusia, yakni kebangkitan Imam Husein a.s. di Padang Karbala, Sayyidah Zainab telah memainkan sebuah peran yang abadi.
Siapapun yang pernah mendengar peristiwa tragedi Karbala dan mendengar nama Zainab, akan menyimpulkan bahwa dalam tragedi ini, beliau adalah seorang guru yang sabar serta seorang jururawat yang penuh perhatian. Dia juga turut memperkokoh jiwa lasykar Imam Husein, merawat yang luka mereka, dan memberi obat penawar kepada hati yang terluka. Dalam kondisi yang sedemikian tegang dan penuh kesengsaraan di tengah Padang Karbala, ia tetap tekun berdoa dan bermunajat kepada Tuhan di tengah malam. Imam Sajjad a.s. pernah berkata, "Aku melihat bibiku melakukan sholat dalam keadaan duduk karena tengah menanggung kelaparan yang amat sangat."
Periode penyampaian risalah yang amat berat yang diemban oleh Zainab bermula ketika tragedi di Karbala terjadi. Tragedi ini secara lahiriah berakhir dengan kesyahidan Imam Husein a.s. Namun, Sayyidah Zainab tidak membiarkan kesyahidan Imam Husain lenyap dan dilupakan begitu saja oleh umat manusia. Beliau menjalankan peran sebagai penyampai risalah perjuangan Imam kepada umat manusia.
Sayyidah Zainab secara berani mempertahankan hak-hak Ahlul Bait Rasulullah dan sama sekali tidak membiarkan musuh menggunakan tragedi Karbala bagi keuntungan politik mereka. Dalam peristiwa Karbala, Yazid dan pendukungnya menyangka bahwa mereka telah sukses dalam mengalahkan Ahlul Bait. Tetapi ketika para tawanan Ahlul Bait tiba di Kufah dari Karbala, lewat khutbah terkenalnya, Sayyidah Zainab menyingkap identitas Yazid sehingga menguncang rakyat Kufah dan Syam. Mereka yang selama ini tidak mengenal hakikat Ahlul Bait merasa menyesal dan mengalirkan air mataZainab senantiasa mengingatkan manusia kepada tanggung jawab mereka terhadap agama yang telah dibawa oleh Rasulullah dan juga keharusan mereka untuk menjadi penganut agama yang suci dan ikhlas.
Meskipun Zainab tidak menjalani kehidupan yang lama setelah tragedi Karbala, tetapi dalam masa singkat itu dia sempat menyemai benih-benih kesadaran dan kemuliaan Islam ke seluruh dunia. Srikandi ini meninggalkan dunia yang fana ini pada tahun 62 Hijriah.
Berikut ini adalah petikan pidato bersejarahnya di hadapan Yazid yang memperlihatkan kefasihan dan keberanian beliau. "Aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa aku tidak takut kepada siapapun kecuali Allah dan hanya kepada Allahlah tempat aku mengadu. Wahai Yazid, engkau bisa melakukan segala tipu daya, tetapi ketahuilah engkau tidak akan mampu untuk menghapuskan kenangan atas kami dan jalan kami."